Monday, August 16, 2010

Symbiosis Mutualisme

Ketika kehidupanku dilanda masalah, rasanyaa saat itu pula ingin ku akhiri kehidupan yang penuh dengan cobaan, semua masalah terkadang terasa semakin berat ketika ku pikul sendirian, serasa tak ada keluarga walaupun dia ada, serasa tak punyaa sahabat padahal dia selalu menemaniku, serasa tak punya kekasih walau tiap hari ku dengannya, dunia ini begitu ramai, tapi ku merasakan kesendirian yang berkepanjangan, keramaian hanya membuatku sesak, tak ada ruang kosong untuk ku berhenti sejenak dari tekanan kehidupan yang hampir tiap harinya membuat kepala ku sakit, membuatku lemah tak berdaya, membuat hati ku sakit, hancuurr sendiriaan, seperti berteriaak didalam arus sungai yang kencang, walau ku terbawa arusnyaa namun ku tak pernah tau dimana tujuanku menjalani kehidupan yang sulit ini, sedikit sekali ku bisa tersenyum lepas, sedikit sekali ku mersakan dapat tertawa bebas, sedikit sekali aq merasa ditemani orang-orang yang ku sayangi, walau mereka sebenarnya ada, apa karna aq yang tidak pernah menganggap mereka ada, aq egoiss. sangat egoiss klo seperti ini terus, terus menutupi diri dengan kekuatan diluarnya padahal aq sangat lemah didalamnya, aq membenci diriku seperti ini, seolah-olah aq tak butuh orang lain untuk menyelesaikan masalahku, bahwa sudah jelas aq membutuhkan mereka, untuk hanya sekedar teman bicara ketika semua sulit aq katakana, teman menangis ketika aku bersedih, teman tertawa disaat aq ingin berbahagia, tapi hal itu tak bisa ku ungkapkan kemereka, betapa egoisnya aq. Aq hanya tak ingin melihat mereka bahagia dan tak pernah merasakan hal yg selalu ku rasa, biar hanya aq yang merasakan hal ini. Aku mencintai mereka melebihi diriku sendiri, aku menyayangi merekaa segenap hatiku. Aku ingin selalu menjadi yang terbaik untuk mereka. Melihat senyum mereka adalah kekuatan bagiku, senyum mereka adalah satu-satunya kebahagian yang menaungi hati ku saat ini. Sampai aq benar-benar lelah menjalaninya sendirian. Berjuang melawan keputusasaan, berjuang melawan kesakitan, berjuang menghempas air mata, menahan pilu yang sering kali kukecap, penawarnya hanya ada satu yang selalu kuingat dan ku tanam dalam jiwaku yang sepi, yaitu KEIKHLASAN. Ku redam segala rasa dengan KESABARAN, ku naiki tangga-tanga kehidupan yang pernah membuatku terjatuh satu persatu, kususun kembali ank-ankan tangga satu per satu, ku perbaiki susunannya hingga utuh kembali, ku coba bangkit dalam hidupku yang penuh derai air mata, ku susun kembali kepingan hatiku yang pernah hancur bahkan telah hancur, tapi semua itu kini telah ku kembalikan ketempat asalnya, ya!! Dengan menjadi lebih baik lagi. Berfikir lebih dewasa, untuk menghindari fikiran-fikiran buruk yang selalu membayangiku ketika ku kesepian, berusaha menerima kehadiran orang lain dalam kehidupanku adalah hal yang luar biasa buat ku, karna selama ini ku tak peduli walau mereka ada didekatku. Aku selalu berfikir, hidupku hanyaa untukku, orang lain tak perlu tau apa yang aq rasakan selama ini, bahkan keluargaku sendiri, aq hanya butuh mereka ketika ku ingin kebahagian. Tapi selama ini aq salah, aq butuh mereka, sangaaat membutuhkan mereka. Kini semua itu hanya bagian dari masalaluku, bagain dari diriku dimasa lalu, aku telah berubah, mempunyai kehidupan yang lebih baik, aku punya kebahagian walau belum sempurna. Mereka menyayangi ku seperti ku menyayangi mereka, masalah yang dulu selalu menggelayut difikiranku lama-lama memudar, terasa lebih ringan ku jalani. Terima kasih All atas cinta and kasih sayang kalian, menerima ku apa adanya diriku dengan segala kekuranganku.

No comments:

Post a Comment