Wednesday, June 2, 2010

MUSTAFA KEMAL ATARTURK DAN MODERNISASI TURKI

Panjatkan Do'a Bersama
MUSTAFA KEMAL ATARTURK
DAN MODERNISASI TURKI
Membangun Spirit Kaum Santri
Mustafa Kemal Atarturk, pemuda yang memiliki nama kecil Mustafa ini dilahirkan pada tahun 1881 disebuah kota kecil yang bernama Salonika. Dia dilahirkan ditengah-tengah keluarga yang tergolong kurang mampu, ayahnya bernama Ali Riza berprofesi sebagai juru tulis amatiran, sedangakan ibunya bernama Zubaidah, buta huruf yang selalu setia memakai burdah. Ibunya termasuk orang yang kuat beriman dan taat beribadah. Sejak umur tujuh tahun Mustafa sudah ditinggal wafat oleh Ayahnya, karena penyakit paru-paru yang dideritanya. Sejak itu pula dia diasuh oleh ibunya dengan didikan religius. Layaknya seorang ibu dimasa itu, dia berharap kelak kemal menjadi sarjana muda yang patuh pada orang tua dan norma-norma agama.
Kehidupan Mustafa Kemal Atarturk
Seiring waktu berjalan, Mustafa tumbuh menjadi seorang remaja yang dipundaknya ditaruh harapan seorang ibu, yaitu menjadi remaja yang memiliki kekuatan iman dan selalu taat beragama. Tetapi kenyataan lain, Mustafa menjadi remaja yang brutal, angkuh, menentang norma-norma yang berlaku dan tanpa malu mencacimaki gurunya yang tak sesuai dengan alur pemikirannya. Dia selalu menyendiri, tidak mau bergaul dengan teman-temannya. Sampai pada suatu saat, karena merasa harga dirinya dipermalukan seorang guru yang memukulnya, tapi dia malah lari dan tidak mau sekolah lagi. Bahkan ibu yang mencoba menasihatinya, tidak segan-segan dia menentangnya dan berbalik memukulnya. Perkembanganya  yang seperti itu, memaksa pamannya untuk memasukkan Mustafa ke sekolah militer. Pamannya menganggap pendidikan itu akan dapat menjamin masa depannya.
Pada pendidikan militer inilah jati diri seorang Mustafa ditemukan, dia lulus tes, masuk menjadi seorang tamtama dengan segudang prestasi. Karena prestasinya tersebut, terutama dalam Ilmu matematika dan ilmu-ilmu kemiliteran, dia dijuluki oleh gurunya "Kemal" yang berarti kesempurnaan. Bahkan dia juga perna dipromosikan sebagai pengajar di instansi tersebut. Dan pada ahir pendidikannya  Kemal dilantik menjadi seorang kapten, pangkat yang sangat membanggakan dimasa itu.
Setelah sampurna dalam pendidikan kemiliteran, kemal mulai aktif diberbagai organisasi kemahasiswaan. Salah satunya adalah organisasi yang bernama "Vatan" yaitu perkumpulan mahasiswa nasionalis fanatic yang menklaim sebagai revolosioner. Mereka sangat membenci rezim kesulatanan, karena melarang segala bentuk pemikiran liberal yang akan menghancurkan Islam. Meraka bertekat akan megganti lembaga kesultanan menjadi pemerintahan ala Barat yang modern, menghancurkan kekuasaan ulama, menyamakan gender antara perempuan dan laki-laki. Dalam organisasi ini, Kemal menjadi orang yang sangat aktif. Hal itu dikarenakan  tujuan organisasi tersebut sesuai dengan pemikiran Kemal yang cenderung liberal. Sehingga pada ahirnya dengan modal kejeniusannya Kemal berhasil menjadi pemimpin organisasi tersebut.
Dari organisasi kemahasiswaan tersebut, Kemal mulai memperluas jaringan dengan masuk kedunia politik. Kemal masuk disalah satu partai politik yang terbilang besar dimasa itu "the Commite of Union and Pragres". Latar belakang kepribadian yang selalu ingin menjadi terdepan, membuat dia tidak memperdulikan anggota lainnya. Dalam pemikiranya dia selalu berprinsip "apakah dia akan menguasasi segalanya atau mundur sama sekali". Hal itu menyebabkan Kemal terisolasi dari anggota lainnya dan ahirnya dia memutuskan untuk keluar dari partai tersebut.
Ahirnya Kemal memutuskan untuk kembali lagi kedunia yang pernah menghidupkan jati dirinya, yaitu dunia kemiliteran. Dengan modal kejeniusan rasio, Kemal mulai mendapatkan pengaruh kuat dari para petinggi kemiliteran di masa itu. Dari sini nama Kemal mulai dikenal oleh publik, terutama pada ahir perang dunia I. Kemal berasil mengambil alih pimpinan dalam usaha mengalahkan jajahan Eropa yang berusaha mengucilkan Turki. Dia berhasil membangkitkan semangat rakyat Turki untuk melawan jajahan tersebut. Keberhasilannya tersebut, membuatnya semakin mendapat tempat di mata rakyat Turki, bahkan Kemal dianggap sebagai pahlawan Nasional. Rakyat memberi julukan terhadap Kemal dengan sebutan "ghazi" atau orang yang berjuang untuk membela keyakinan.

Prinsip perjuangan Kemal 
Setelah Kemal mendapatkan posisi yang cukup bagus di mata rakyat Turki, dia mulai mengkonsentrasikan dirinya untuk memperjuangkan kemajuan Turki. Didukung dengan kecerdikan rasionya, public pun selalu menerima pemikiran yang digagas oleh Kemal. keadaan yang seperti itu, memebuat perjuangan yang dilakukan oleh Kemal dapat dengan cepat direalisasikan. Dalam perjuanganya dia memiliki satu prinsip, yaitu melihat segala macam persoalan dengan mata bangsa Turki sendiri, dan menjaga kepentingan nasional Turki. Dia menganggap bahwa "tidak ada bangsa yang tertidas dan tidak ada yang menindas. Hanya orang yang membiarkan dirinya ditindas, ia akan merasa tertindas". Bagsa Turki bukanlah bangsa yang memiliki karakter seperti itu, Turki adalah bangsa yang dapat memelihara dirinya sendiri.
Al hasil, doktrin prinsip yang dikobarkan Kemal tersebut dapat menumbuhkan semangat rakyat Turki untuk bangkit menjadi bangsa yang maju dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa Eropa dimasa itu. Dan Kemal pun menjadi seorang pemimpin dimata rakyat Turki.

Kebijakan Kemal
Proses yang begitu cepat dan mudah dalam ambisinya untuk menjadi seorang yang selalu terdepan dalam hidupnya, dan didukung pula dengan kepercayaan publik terhadap dirinya. Ahirnya Kemal mendapatkan dukungan kekuasaan yang sangat kuat. Dari sini Kemal mulai memberanikan diri memunculkan pemikiran-pemikiran yang bertujuan untuk memajukan rakyat Turki. Tetapi proses yang begitu cepat tersebut malah menjadi bumerang bagi dirinya. Kemal menjadi lupa diri, cara berpikir dimasa mudahnya kembali tumbuh, keras, angkuh dan sombong. Keadaan seperti itu sangat mempengaruhi usahanya untuk memajukan Turki. Kehidupan rakyat Turki yang sarat dengan nilai-nilai ajaran Islam, menurut Kemal gaya hidup yang seperti itu harus dirubah sesuai dengan gaya hidup bangsa Barat. Untuk merealisasikan pemikirannya tersebut, kemal selalu berusaha untuk mengikis habis ajaran Islam dari rakyat Turki. Menurutnya jika ajaran Islam telah benar-benar hilang, barulah Turki akan menjadi bangsa yang modern dan dihormati oleh bangsa-bangsa Eropa. Kemal menganggap bahwa Islam adalah agama primitif, hanya cocok untuk orang-orang arab yang hidup dipadang pasir, Islam tidak cocok untuk bangsa-bangsa modern. Wahyu tuhan hanya akan membleggu rakyat, penguasa yang masih memerlukan wahyu tersebut, adalah penguasa yang tidak mempunyai pemikiran dinamis, sehingga tidak cocok menjadi pemimpin.
Diantara kebijakan Kemal yang lain adalah dia berusaha untuk mengganti bentuk pemerintahan "kesultanan atau kerajaan" menjadi pemerintahan "republik". Menurut Kemal pemerintahan kerajaan adalah struktur pemerintahan gila yang berdasarkan sendi-sendi keagamaan yang rapuh, agama dan negara harus dipisahkan. Kebijakan tersebut adalah bermuara pada Republik Turki menjadi "Negara sekuler".
Untuk melancarkan kebijakannya tersebut, Kemal menyerukan kepada konstitusi yang ada untuk melarang segala bentuk opsisi. Tidak mungkin ada hak untuk menolak kebijakan Kemal tersebut. Meskipun segala bentuk oposisi tidak akan muncul, hal  itu dikarenakan mereka sudah terbius dengan kehidupan makmur, hidup mewah yang dijanjikan oleh Kemal kepada rakyat Turki.
Keadaan seperti itu memebuat kemal menjadi semakin lupa diri dan menjadi diktator mutlak. Segala bentuk usaha untuk menghalangi kebijakannya tidak segan-segan dihancurkannya dengan jalan kekerasan. Kemal suka mengejek-ejek orang yang disekelilingnya, dia tidak suka bila melihat ada orang yang lincah yang memiliki kepandaian di atasnya. Dan dia juga menjadi raja tega, tak segan-segan menyingkirkan lawan politiknya, meskipun itu teman seperjuanganya sendiri. Suatu saat Kemal perna di mintak untuk menandatangani surat eksekusi mati untuk temanya sendiri, dia pun menandatanganinya seperti surat biasa.

Gagasan "Modernisasi" KemalKeberhasilan Kemal dalam melancarkan kebijaksaannya tersebut, akhirnya dengan sendirinya rezim kekhalifahan dapat tumbang dari Turki, dan Kemal resmi menjadi pengausa republic turki yang berkarakter dictator mutlak. Posisi itu membuat Kemal memunculkan pemikiran yang dulu perna dirintis dimasa remajanya ketika dia aktif di Vatan. Yaitu ingin memodernisasikan kehidupan bangsa Turki. Dan modernisasi yang dimaksud Kemal adalah sebagaimana gaya hidup masyarakat bangsa barat dimasa itu.
Modernisasi yang digagas oleh kemal mengikuti konsep seorang pemikir ternama Turki, bernama Ziya Gokalp. Dia adalah pendiri nasionalisme modern Turki. Jika tidak ada konsepnya mungkin modernisasi yang digagas oleh Mustafa Kemal tidak akan terwujud. Dalam konsep modernisasinya, Golkalp berkeinginan merubah kebiasaan orang Turki yang islami menjadi skulerisasi. Melalui konsep modernisasi dan agama yang berupa ilmu pengetahuan ia bermaksud menjadikan masjid seperti gereja. Dengan merubah suasana masjid, sehingga masjid tidak hanya mengandung nilai ritual saja, tapi juga memiliki nilai sepiritual. Masjid dihiasi dengan suara musik yang indah, salat boleh dengan menggunakan sepatu, salat tidak usah memakai sujud dan mengubah bahasa arab dalam salat dengan bahasa Turki, sehingga masjid juga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat modern.
Mengacu pada pemikiran Ziya golkap tersebut, Kemal merubah segala bentuk kebiasaan, adat istiadat, dan gaya hidup rakyat Turki. Rakyat Turki yang semula hidup dengan gaya hidup Islami, keadaan tersebut berubah derastis dengan gaya hidup bangsa barat. Misalnya, hari minggu menjadi hari libur nasional, rekreasi di hari minggu menjadi keharusan, pertunjukan sore hari menjadi kebiasaan, makan-makan dilestoran sambil mabuk,  pesta-pesta, dansa-dansa dan lain-lain. Dalam hal pemberian nama kepada orang Turki, Kemal mengharuskan kepada rakyat turki unutk menggunakan nama yang konotasi barat. Dalam hal ini Kemal memilih nama untuk dirinya "Atartruk" yang artinya Bapak Bangsa turki.
Wal hasil modernisasi yang digagas Kemal tersebut dapat dengan cepat dan mudah direalisasikan. Hal itu dikarenakan disamping dukungan rakyat, juga karena karakter kepemimpinan Kemal yang sangat otoriter. Rakyat yang tidak mengikuti instruksinya, langsung dilenyapkan. Dan hal itu dapat dimaklumi apabila dilihat dari latar belakang pendidikannya. Kemal tumbuh dalam pendidikan militer, sehingga sedikit banyak karakter militernya pun terbawa ketika dia menjadi penguasa Negara.  Sejak itu, Kemal dikenal oleh rakyat Turki dengan sebutan "diktator mutlak".

Buah Pemikiran Kemal
Usaha Kemal untuk memajukan kehidupan rakyat Turki memang memiliki nilai positif, tetapi pemikiran modernisasi yang digagasnya berakibat negatif bagi ajaran Islam yang sudah +500 tahun mendarah daging di kehidupan rakyat Turki. Hampir seluruh ajaran Islam dikikis habis oleh sang diktator dari kehidupan rakyat Turki. Sebuah kesaksaksian menyebutkan bahwa "Islam hampir tidak pernah singgah di kehidupan rakyat Turki  kecuali pada bualm Ramadlan itu pun nampak pada kakek-kakek dan nenek yang melakukan puasa" ( Turkey Today and Tomorrow; an Experiment in Westernization, Nuri Eren, Praeger, New York, 1963, hal. 161).
Untuk mewujudkan modernisasi yang digagasnya, membuat diri Kemal  berwatak dektator, dia menganggap dirinya sebagai satu-satunya orang yang mampu memajukan kehidupan rakyat Turki. sehingga dengan kediktatorannya tersebut Kemal tidak segan-segan menindas dan membinasakan rakyat yang melawan pemikirannya. Tetapi kediktatorannya tidak berlangsung lama, rakyat yang tidak tahan lagi dipimpin oleh orang yang sombong, angkuh, keras, suka berfoya-foya, ahirnya melahirkan kudeta kaum oposisi yang berakibat tumbangnya rezim Kemalisme. Dan kebiasaan Kemal minum alkohol membuatnya terkena penyakit liver, ahirnya dia pun meniggal dunia. Dan rakyat yang semula mengagung-agungkan namanya, berbalik mengejeknya.
Demikian sedikit tentang sepak terjang Mustafa Kemal Atarturk, usaha Kemal untuk memajukan kehidupan bangsa Turki memang perlu mendapatkan apreseasi tersendiri. Tetapi langkah yang ditempuhnya dengan menggunakan konsep "modernisasi ziya" sangat membahayakan ajaran Islam. Begitu pula kediktatoran Kemal yang berakibat kebencian rakyat terhadap kepemimpinannya. Hal itu kiranya dapat menjadi bahan pelajaran bagi kita semua untuk selalu waspada terhadap segala bentuk kediktatoran seorang pemimpin. Dan dapat menjadi bahan renungan bagi kita, bahwa dalam menginterpretasikan sebuah ajaran agama kita harus dapat mengontrolnya, sehingga tidak sampai "kebablasan" seperti yang dilakukan oleh rezim Atarturkisme.

No comments:

Post a Comment